Cerita Rakyat Nusantara "Cindelaras"


Cerita Rakyat Daerah Jawa Timur

6. Cindelaras
            Ada sebuah kerajaan besar di tengah hutan lebat yaitu Kerajaan Kahuripan. Di situ terdapat seorang wanita yang bernama Dewi Sekartaji dengan anak laki-lakinya. Dewi Sekartaji merupakan permaisuri Raden Inu Kertapati, raja Kerajaan Kahuripan. Akan tetapi karena Dewi Sekartaji ini hanyalah golongan rakyat biasa, maka ibu Raden Inu merasa tidak cocok dan tidak suka terhadap Dewi Sekartaji apabila putranya melamar Dewi Sekartaji menjadi permaisuri raja.       
            Pada suatu pagi, ibu Raden Inu mengutus para pengawalnya untuk menculik Dewi Sekartaji dan dibunuh di dalam hutan belantara. Titah sang ibu raja dengan cepat dilakukan oleh para pengawalnya. Ketika malam telah tiba, Dewi Sekartaji yang sedang duduk di atas dipan langsung diculik dan dilarikan ke dalam hutan. Para pengawal membawa beberapa keris yang sudah dilumuri racun lalu digunakan untuk membunuh Dewi Sekartaji. Namun, saat para pengawal melihat barang yang aneh pada tubuh permaisuri, mereka menjadi merasa tidak tega untuk menusukkan keris ke tubuh permaisuri. Setelah perut permaisuri diamati beberapa detik, ternyata ia sudah mengandung seorang bayi.
            “Wahai sang putri! Pergilah! Cepat lari dari sini. Masuklah ke dalam hutan sana dan jangan pernah engkau kembali ke kerajaan kita. Ibu Raja Inu pasti akan terus menyirnakan engkau jika masih melihatmu hidup,” seru ketua pengawal kerajaan.
            Tanpa berlarut-larut, Dewi Sekartaji langsung berlari meninggalkan para pengawal dan masuk ke dalam hutan belantara yang tiada habisnya. Dengan napas terengah-engah, Dewi Sekartaji merasa sedih dan runtuh meratapi nasibnya sebagai permaisuri raja. Berat rasa yang ditanggungnya sebab harus meninggalkan sang suami dan kini hidup sebatang kara di tengah hutan raya nan lebat. Setelah beberapa lama ia berlari, Dewi Sekartaji beristirahat pada seonggok batang pohon yang jatuh di atas akar. Tiba-tiba ia melihat seekor harimau berwarna putih mendekat ke hadapannya. Ia sangat takut dan tak mampu berlari.  
            “Janganlah engkau bersedih hati, wahai sang putri! Aku akan selalu berada di sampingmu untuk menemani menjalani kehidupan di sini,” kata si harimau putih.
            Mendengar suara itu Dewi Sekartaji merasa aman dan ingin segera mengakrabkan diri dengan suasana hutan. Waktu terus berjalan hingga hari kelahiran bayi Dewi Sekartaji. Ia melahirkan seorang putra dan diberi nama Cindelaras yang didambakan menjadi putra perkasa. Cindelaras setiap hari bermain dengan harimau putih untuk menyusuri hutan dan sungai yang jernih airnya. Ketika sedang berjalan di tepi sungai, Cindelaras melihat burung Elang terbang menuju sebuah bukit. Di paruhnya terdapat sebutir telur ayam hutan berwarna putih dan bentuknya bulat sempurna. Sebenarnya sudah sejak lama Cindelaras ingin memiliki peliharaan ayam, tetapi belum ia temukan ayam yang jagoan.
            Kemudian Cindelaras meminta secara baik-baik kepada si Elang supaya mau memberikan telur ayam itu untuk Cindelaras. Si Elang ternyata memiliki sifat sombong kendati burung yang kuat dan perkasa. Si Elang tidak mau memberikan telur ayamnya untuk Cindelaras. Tanpa berpikir panjang, Cindelaras mengeluarkan jurus cerdiknya.
            “Wahai Elang yang gagah perkasa nan tangkas bagaikan kilat petir! Aku sudah mendengar bahwa hanya sayapmu saja yang paling kuat dan indah, tapi suaramu terdengar sangat jelek sehingga kau tidak bisa bernyanyi layaknya burung-burung lainnya,” ungkap Cindelaras memancing reaksi si Elang.
            Seketika mendengar ungkapan Cindelaras, si Elang merasa dihina. Lalu burung Elang siap-siap bernyanyi untuk menunjukkan kepada Cindelaras bahwa ia memiliki suara yang merdu nan indah. Dan apa yang terjadi? Saat paruhnya yang kuat dan besar terbuka, terlur ayam itu langsung terjatuh. Dengan sigap, Cindelaras menangkapnya hanya dengan satu tangan. Setelah telur itu didapatkannya, Cindelaras membawa pulang dengan hati senang. Harimau putih lalu menasehati agar Cindelaras menyerahkan telurnya kepada ular sanca di belakang rumahnya untuk dierami. Telur ini jika dierami oleh ular sanca maka kelak tetasannya menjadi ayam hutan merah yang sakti tak tertandingi. Akhirnya Cindelaras memberikan telur ayamya kepada ular sanca selama empat puluh hari.  
Hari demi hari hingga mencapai hari keempat puluh, telur yang dierami ular sanca menetas menjadi seekor ayam jantan. Saat itu pulalah Cindelaras melihat sambil terpukau sebab ayam itu terlihat garang, bulunya merah kehitam-hitaman. Setelah besar, ayam itu berkokok lantang menepis kesunyian hutan. Mulai saat itu Cindelaras, harimau putih, dan ayam jantan berteman akrab. Mereka senang menyusuri sungai dan hutan untuk mengumpulkan bahan makanan sambil bermain. Tidak jauh dari bantaran sungai, Cideralas melihat pohon yang sangat besar dan tinggi, paling tinggi di antara yang lainnya. Sulur-sulur akar yang kokoh menjuntai dengan lebatnya. Seketika Cindelaras dengan ketangkasannya memanjat pohon itu tanpa mendapat kesulitan. Saat sampai di dahan pohon yang tinggi, ia samar-samar melihat kehidupan yang sungguh ramai. Pemandangan baru di mata Cindelaras karena selama ini ia belum pernah melihat dunia di luar hutan. Dari tempat Cindelaras memanjat, tampak sebuah kerajaan yang besar dengan penduduk yang sibuk. Ia menjadi penasaran akan hal itu. Keinginan untuk melihat dunia di luar sana tiba-tiba muncul. Tanpa berpikir panjang, Cindelaras bersama harimau putih dan ayam jantannya pergi menuju Kerajaan Kahuripan. Setelah sampai di daerah penduduk, Cindelaras terkagum bertemu orang-orang.    
Di tengah-tengah kesibukan penduduk yang ada di situ, Cindelaras bertanya kepada orang yang ada di sampingnya, “Pak, di sini sedang ada apa? Kenapa banyak orang yang sangat sibuk berkumpul di sana?”             
Lalu jawabnya, “Hai, Nak. Apakah engkau belum mendengar kabar bahwa sang raja akan mengadakan acara tahunan mengadu ayam? Siapa yang berhasil mengalahkan ayam sang raja, maka ia akan diberi hadiah.”             
Mendengar hal itu, Cindelaras merasa belum yakin karena perbuatan mengadu ayam itu merupakan tindakan yang tidak baik. Namun, apalah daya. Acara mengadu ayam ini sebagai permintaan sang raja, Raja Inu Kertapati untuk menghibur diri karena kehilangan permaisurinya. Cindelaras tambah penasaran dan langsung memberanikan diri memasuki istana Kerajaan Kahuripan. Setelah berhasil masuk ke halaman istana, Cindelaras melihat ayam putih bersih dan perkasa milik sang raja yang berhasil mengalahkan ayam jantan hitam dari kerajaan tetangga. Semua orang yang berkerubung di arena tarung ayam bersorak gembira. Taruhan dari pihak yang kalah langsung dibagikan kepada penduduk. Cindelaras langsung memberontak melihat kejadian ini. Ternyata ia sangat ingin bertarung melawan ayam putih sang raja dengan ayam jantannya. Namun, ada kendala yang harus ditanggung Cindelaras. Ia tidak memiliki harta apa-apa sebagai barang taruhannya melawan ayam sang raja. Dengan memberanikan diri berlapis baja, Cindelaras tanpa gentar menghadap Raja Inu. Pada saat Cindelaras bertatap wajah dengan Raja Inu, dalam benaknya seperti sudah pernah melihat wajah sang raja walaupun selama ini Cindelaras hanya hidup berdua dengan ibunya.
Raja Inu merasa terpukau saat Cindelaras berani menantang ayam putih sang raja. Pada saat itu juga Raja Inu mengungkapkan bahwa akan memberikan separuh istana kerajaan apabila ayam jantan Cindelaras mampu mengalahkan ayam putih sang raja. Pertandingan dimulai dengan aba-aba. Ayam jantan Cindelaras bergerak gesit dan lincah. Serangannya buas bagaikan harimau menerkam rusa di padang sabana, dan caranya menghindar sangat lincah bagaikan ular sanca bergeliat. Dalam waktu sekitar enam menit, ayam putih sang raja kalah. Raja Inu tampak lesu, tetapi ia justru bangga sebab ada penduduknya yang memiliki ayam jantan perkasa tak terkalahkan. Raja Inu memenuhi janjinya dengan memberikan separuh istananya kepada Cindelaras. Lalu Cindelaras pulang ke rumahnya, di hutan. Ia tidak ingin ibunya menjadi cemas akan kepergiannya yang cukup lama. Raja Inu mengantarkan Cindelaras pulang dengan beberapa pengawalnya menggunakan kuda prajurit.             
Sesampainya rombongan tiba di hutan belantara jauh dari daerah kerajaan, mereka melihat gubuk kecil. Ternyata gubuk kecil itu tempat tinggal Cindelaras bersama ibunya. Mereka langsung terbelalak. Dari dalam gubuk itu ibu Cindelaras terkejut dan ketakutan sebab gubuknya dikelilingi prajurit kerajaan lengkap dengan persenjataan. Sementara Raja Inu lebih terkejut sebab yang perempuan yang keluar dari gubuk itu adalah permaisurinya. Raja Inu tidak menyangka bahwa istrinya yang lama menghilang ternyata masih hidup di tengah hutan ini. Lalu mereka meneteskan air matanya tersedu-sedu melepaskan rasa rindu. Raja Inu menjelaskan semua kejadian yang baru saja terjadi dengan Cindelaras. Saat itu juga Raja Inu menetapkan Cindelaras sebagai putera mahkota Kerajaan Kahuripan.            
Saat menjelang senja Raja Inu, Dewi Sekartaji, Cindelaras, dan para prajurit kerajaan kembali ke kerajaan. Penduduk Kahuripan yang melihat iring-iringan itu langsung bersorak gembira karena Raja Inu sudah merasakan kebahagiaan bersama permaisurinya.

Komentar

  1. PinoQQ
    MAINPINOQQ.COM | MAINPINOQQ.ORG | MAINPINOQQ.INFO |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 9 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsasusun
    • Domino99
    • Poker
    • BandarPoker
    • Sakong
    • Bandar66
    • PerangBaccarat
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA : +855 96 978 7541
    • LINE : pino_qq

    Daftar PinoQQ
    PinoQQ
    PinoQQ
    Agen BandarQ
    Kartu Online
    PinoQQ
    Judi Online
    AgenSakong
    BandarQ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat Nusantara "Lembu Suro"

Cerita Rakyat Nusantara "Batu Golog"

Cerita Rakyat Nusantara "Pangeran Purbaya"